Kamis, 20 Oktober 2011

Commuter Line Depok-Tnh Abg

Gw berangkat dari stasiun UI Depok pukul set6 pagi. Alhamdulillah bisa naik kereta Commuter Line tujuan Tanah Abang. Sperti yang telah gw prediksikan bahwa pastinya gw bakalan berdiri di kereta dan kondisi didalamnya sangat berdesak2an. Yang sampai saat ini gw tidak pernah habis pikir, sudah beberapa kali bergonta-ganti pejabat publik yang mana pastinya mengatur mengenai kebijakkan transportasi, harusnya transportasi umum (APALAGI) di ibukota, membaik dari waktu ke waktu. Tapi dari hasil di lapangan yang kita lihat ternyata semakin buruk angkutan trasnportasi publik yang ada di negeri ini, apakah itu kereta api, bus, kopaja, patas ac, sampai2 penerbangan pesawat sekalipun, masih saja banyak kekurangan kita disana sini. Masyarakat sampai detik ini masih merasa tidak terlayani dengan baik oleh alat transportasi umum yang regulasi nya sudah barang tentu diatur oleh pemerintah.

Cerita dimulai ketika gw yang sampai kini masih saja belum hafal stasiun2 yang dilalui KRL. Hal ini dapat dilihat bahwa intensitas penggunaan angkutan umum yaitu kereta api, sangat jarang sekali saya gunakan, kalau bisa saya hindari. Ibaratnya apabila ke suatu tujuan kalau bisa menggunakan patas ac, saya lebih memilih menggunakan bus tersebut walau menggunakan waktu yang lebih lama ketimbang naik kereta api. Minimal saya pikir, walaupun naik bus, saya akan naik dari terminal dan dapat dengan duduk nyaman diatasnya walau kondisi dijalanan luar macet. Tapi kalau naik kereta api jangan harap kalian dapat nyaman duduk dan terhindar dari perbuatan tidak sepantasnya dari orang lain, entah itu kecurian ataupun pelecehan seksual.

Kondisi tersebut diatas pastinya dapat terjadi tidak hanya di kereta api namun di bus atu pesawat sekalipun dapat terjadi. Saya hanya membandingkan tingkat kenyamanan (walaupun masih sangat rendah) antara KRL dan bus.

Kembali ke cerita di awal, pada saat saya mulai menghitung2 jumlah stasiun, tibalah di stasiun kira2 ke8 atau ke9. Pada saat itu saya naik gerbong wanita yang biasanya berada di ujung depan atau di ujung belakang dari kereta. Disana sudah sangat tertera jelas bahwa laki-laki dilarang naik dari pintu bagian Gerbong Wanita. Tapi entah mengapa tiba2 segerombolan pria2 yang saya yakin tidak pernah mau mematuhi setiap aturan dan mungkin mereka punya slogan 'aturan ada untuk dilanggar', malah semensa2 masuk ke gerbong wanita dengan berteriak2 seperti orang yang tidak berpendidikan dengan berkata : "alah Bu, kita ma*dul kok.." 

Dari nada mereka berbicara dan tertawa2 sudah merupakan suatu pelecahan besar bagi kami, terutama saya yang berada di gerbong wanita tersebut. Saya pikir orang yang seperti ini adalah manusia yang diberikan Tuhan akal tapi tidak digunakkan untuk berpikir. 

Kedepannya sangat berharap ada sanksi yang tegas dan menimbulkan efek jera bagi siapun orangnya yang melanggar aturan. 
Gw berangkat dari stasiun UI Depok pukul set6 pagi. Alhamdulillah bisa naik kereta Commuter Line tujuan Tanah Abang. Sperti yang telah gw prediksikan bahwa pastinya gw bakalan berdiri di kereta dan kondisi didalamnya sangat berdesak2an. Yang sampai saat ini gw tidak pernah habis pikir, sudah beberapa kali bergonta-ganti pejabat publik yang mana pastinya mengatur mengenai kebijakkan transportasi, harusnya transportasi umum (APALAGI) di ibukota, membaik dari waktu ke waktu. Tapi dari hasil di lapangan yang kita lihat ternyata semakin buruk angkutan trasnportasi publik yang ada di negeri ini, apakah itu kereta api, bus, kopaja, patas ac, sampai2 penerbangan pesawat sekalipun, masih saja banyak kekurangan kita disana sini. Masyarakat sampai detik ini masih merasa tidak terlayani dengan baik oleh alat transportasi umum yang regulasi nya sudah barang tentu diatur oleh pemerintah.

Cerita dimulai ketika gw yang sampai kini masih saja belum hafal stasiun2 yang dilalui KRL. Hal ini dapat dilihat bahwa intensitas penggunaan angkutan umum yaitu kereta api, sangat jarang sekali saya gunakan, kalau bisa saya hindari. Ibaratnya apabila ke suatu tujuan kalau bisa menggunakan patas ac, saya lebih memilih menggunakan bus tersebut walau menggunakan waktu yang lebih lama ketimbang naik kereta api. Minimal saya pikir, walaupun naik bus, saya akan naik dari terminal dan dapat dengan duduk nyaman diatasnya walau kondisi dijalanan luar macet. Tapi kalau naik kereta api jangan harap kalian dapat nyaman duduk dan terhindar dari perbuatan tidak sepantasnya dari orang lain, entah itu kecurian ataupun pelecehan seksual.

Kondisi tersebut diatas pastinya dapat terjadi tidak hanya di kereta api namun di bus atu pesawat sekalipun dapat terjadi. Saya hanya membandingkan tingkat kenyamanan (walaupun masih sangat rendah) antara KRL dan bus.

Kembali ke cerita di awal, pada saat saya mulai menghitung2 jumlah stasiun, tibalah di stasiun kira2 ke8 atau ke9. Pada saat itu saya naik gerbong wanita yang biasanya berada di ujung depan atau di ujung belakang dari kereta. Disana sudah sangat tertera jelas bahwa laki-laki dilarang naik dari pintu bagian Gerbong Wanita. Tapi entah mengapa tiba2 segerombolan pria2 yang saya yakin tidak pernah mau mematuhi setiap aturan dan mungkin mereka punya slogan 'aturan ada untuk dilanggar', malah semensa2 masuk ke gerbong wanita dengan berteriak2 seperti orang yang tidak berpendidikan dengan berkata : "alah Bu, kita ma*dul kok.." 

Dari nada mereka berbicara dan tertawa2 sudah merupakan suatu pelecahan besar bagi kami, terutama saya yang berada di gerbong wanita tersebut. Saya pikir orang yang seperti ini adalah manusia yang diberikan Tuhan akal tapi tidak digunakkan untuk berpikir. 

Kedepannya sangat berharap ada sanksi yang tegas dan menimbulkan efek jera bagi siapun orangnya yang melanggar aturan. 

Rabu, 19 Oktober 2011

Seputar Cerita di Pagi Hari

oke, cerita dimulai dari keasikkanya gw mencuci pagi ini dikosan sendiri.
tanpa sadar dengan hati riang gembira gw nutup plus ngunci kamar mandi yang padahal gw itu cuma lagi mencuci... dipikir2 ngapain coba ya mengunci kamar mandi sendiri, padahal kegiatan lo saat itu sedang mencuci baju.

oke itu kesalahan pertama, kesalahan gw pagi ini selanjutnya adalah menghidupkan music di handphone dengan volume super duper besar. karena gw pikir bisa sambil mencuci sambil dengerin lagu2. (penting gak sih)

dua kesalahan gw diatas menjadi faktor lamanya gw terkunci di kamar mandi!!!
sungguh menjadi pelajaran yang berharga bagi gw. seketika pintu kamar mandi yang gw kunci tadi, tidak bisa dibuka dari dalam. gw berusaha menggedor2 pintu dan memanggil2 orang diluar sana. Dan Alhamdulillah selama 10 menit gw berteriak2 minta tolong di dalam kamar mandi tadi, tidak ada satupun yang menggubris.

Di dalam benak gw saat itu, langsung gw membayangkan bagaimana kalau gw sampai terkunci selama2nya di dalam sana dan mati kehabisan oksigen. Walaupun sebenrnya ada ventilasi di kamar mandi itu.

Di dalam hati, yang pertama gw ingat yakni membaca Ayat Kursi. membayangkan semua dosa2 gw. karena kebiasaan gw dari dulu, dan mungkin ini turunan dari nyokap bahwa segala sesuatu di dunia ini ada korelasi suatu kejadian terhadap kejadian lainnya. 

Gw beranggapan apa yang tengah menimpa gw itu berdasarkan dosa2 yang semalam telah gw lakukan. Dalam hati benar meringis, bertanya "apakah ini ganjaran dari dosa2 ku Tuhan?"

Alhamdulillah Allah masih menolong. Beberapa saat kemudian anak2 sekosan, cici penjaga kosan, n bapak2 yang kerja di kosan gw datang lalu bantu mengeluarkan gw dari dalam kamar mandi.

Kalimat pertama yang gw ucapkan Alhamdulillahirobbilalamin, Allah masih selamatkan gw dan gw gak mati sia2 di dalam kamar mandi itu. Lagi2 gw membayangkan, "Ya Allah itu baru saja hamba diberi cobaan terkurung di dalam kamar mandi, bagaimana kalau hamba diberi cobaan dengan terjebak dibawah reruntuhan bangunan, sebaimana tragedi gempa berskala tinggi di Padang beberapa waktu lalu, yang banyak mengambil korban jiwa akibat terjebak di bawah reruntuhan bangunan... ohhh God i'm scared but u save me..."